Popular Post

Popular Posts

About

Recent post

Archive for Juni 2017

     Pada zaman sekarang ini banyak jenis makanan yang beredar di pasar baik dalam kemasan ataupun yang di sajikan secara langsung, akan tetapi kebanyakan masyarakat pasti memilih makanan dalam bentuk kemasan. Karena lebih praktis, di samping itu juga masyarakat cenderung lebih memilih makanan yang enak, renyah, gurih, bernutrisi dan tentunya murah dan menyehatkan. 

Jamur Crispy merupakan salah satu jenis makanan cemilan yang saat ini cukup popular di masyarakat. Jamur Crispy termasuk cemilan sehat dan jika diolah dengan benar dan aman untuk di konsumsi oleh siapa saja. Kandungan protein yang tinggi dari jamur merupakan daya tarik tersendiri bagi para konsumen untuk mengonsumsi jamur sebagai makanan sehari-hari. Selain diolah menjadi sayur, jamur juga dapat dimanfaatkan untuk menjadi cemilan yang lezat,enak, sehat ,baik untuk sistem kekebalan tubuh dan banyak diminati.
  Sudah banyak sekali wirausahawan yang membuka bisnis kuliner ini. Namun jamur crispy tersebut hanya menyediakan jenis bumbu kering saja. Disinilah kami mendapatkan sebuah ide untuk mengembangkan jamur crispy tersebut dengan bumbu basah. Ide ini kami dapat dari salah satu penyanyi dangdut Indonesia yang dikenal dengan nama Ayu TingTing. Penyanyi kelahiran asal depok ini memiliki bisnis rumahan. Salah satu produknya yaitu Makaroni Basah. Dari situlah kami memiliki ide untuk membuat produk Jamur Crispy dengan bumbu basah. Tetapi kami tetap menjual Jamur Crispy dengan bumbu yang kering agar para konsumen bisa memilih sesuai keinginannya.

STRATEGI PEMASARAN
 Untuk menjaga keberlangsungan usaha kecil menengah ini, kami telah menyediakan strategi pemasaran untuk bisnis kami dengan menerapkan marketing mix yang di kelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu :
a.    Product
   Produk adalah segala sesuatu yang di tawarkan oleh produsen kepada konsumen agar diminta, dibeli, dicari, dan diinginkan oleh pasar yang bersangkutan. Produk  yang kami tawarkan yaitu produk jamur crispy yang memiliki kualitas terbaik, dengan nilai gizi yang tinggi, yang sekaligus dapat menyehatkan dan berkhasiat obat. Adapun berbagai jenis bumbu sebagai penambah rasa yang kami gunakan dari bumbu kering sampai bumbu basah(berkuah). Varian rasa bumbu kering yang kami gunakan terdiri dari : balado, sapi panggang, jagung manis, BBQ, dan lain sebagainya. Untuk varian rasa bumbu basah kami yaitu: Balado basah, rendang, sate, BBQ basah, dan masih banyak lagi
b.   Price
   Price merupakan ekspresi nilai yang mengenai kegunaan atau kualitas produk itu sendiri, citra yang terbentuk kelompok kami yaitu melalui promosi, selain itu ketersediaan produk kami melalui pelayanan sehingga pricing bukan semata-mata biaya produksi dan keuntungan saja yang kami ambil, melainkan sebuah nilai yang mencerminkan. Dalam menentukan harga jamur crispy ini, kami memberikan harga yang tepat kepada konsumen agar ikatan antara produsen dan konsumen berjalan dengan baik. Harga yang di tawarkan oleh kelompok kami adalah satu bungkus Rp. 5.000 baik dengan bumbu kering maupun basah
c.    Promotion
    Promotion adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dalam mempromosikan produk, promosi yang kita lakukan melalui brosur dan tatap muka langsung dengan konsumen yaitu dengan melakukan proses komunikasi tentang produk kami jamur crispy. Bahwa produk jamur crispy kami banyak manfaatnya, selain itu kita sebagai produsen harus bisa memberikan komunikasi yang efektif mudah dimengerti oleh konsumen, sehingga konsumen tertarik pada produk kami.
d.   Place
   Place adalah bidang atau wadah yang digunakan sebagai tempat  usaha yang akan kita jalankan nantinya. Kita harus memilih tempat usaha yang sangat berpotensi mendatangkan keuntungan untuk kita. Maka dari itu tempat yang kita pilih harus memiliki kriteria sebagai berikut :
1.) strategis
2.) bisa diakses dengan mudah
3.) dapat dilihat oleh konsumen

Model Bisnis Mr. Jamur
Customer Segment :
   Target customer kami yaitu Semua kalangan baik dari Anak-anak, Remaja, Orang tua atapun Lansia (Tidak ada batasan Usia), Baik dari tingkat Ekonomi Menengah Ke Bawah Maupun dari tingkat Ekonomi Menengah Ke Atas (Semua Kalangan).
Value Propositian :
Kami menjual jamur crispy dengan rasa bumbu yang berbeda. Sehingga konsumen dapat memilih sesuai keinginan.
Channels :
  Pada bisnis ini kami akan menyebarkan bisnis kami secara online dan offline. Secara online kami bisa menyebarkan informasi melalui sosial media. Kami juga menyediakan pesan antar melalui ojek online untuk mempermudah pelanggan.Sedangkan secara offline kami bisa menyebarkan brosur dan memberikan free trial dalam acara – acara tertentu. 
Customer Relationship : 
  Kami menerapkan customer relationship dengan cara pelayanan umum, dengan admin yang sopan dan ramah terhadap customer. Dengan itu good relationship dapat terjalin, serta mereka merasa terlayani dengan puas dan akan kembali lagi untuk membeli produk kami.
Revenue Stream :
Pendapatan bisnis kami didapatkan dari harga jual produk sebesar Rp. 5.000/bungkus dengan keuntungan 30% dari harga jual produk tersebut.
Key Resources : 
   Dalam bisnis ini kami membutuhkan sebuah toko, tenaga kerja manusia serta alat – alat bantu yang dapat mempermudah dalam proses pembuatan produk ini.
Key-Activities :
   Aktivitas yang dilakukan dalam bisnis ini adalah belanja bahan – bahan murah di supplier, memperbanyak pelanggan dengan pendekatan terhadap reseller, memperluas daerah jangkauan untuk melakukan penjualan produk, memberikan promo, manage karyawan untuk menjalankan pelayanan secara online atau offline.
Key Partners :
   Hanya dengan reseller kami untuk mempermudah dalam pemasaran dan memperluas informasi produk kami.
Cost-Structure :
   Untuk memulai bisnis ini, sebisa mungkin kami meminimalisasi biaya yang kami keluarkan agar dapat menciptakan dan menstabilkan pendapatkan yang maksimal.

BISNIS ADVISOR

Reza Murhaliman

  Jika saya memiliki bisnis advisor, saya lebih memilih sang Presiden Maicih yaitu Reza Murhaliman. Karena menurut saya usaha yang telah di lakukan oleh begitu inspiratif bagi saya sendiri karena perjuangan yang di lakukan oleh si pemilik usaha maicih tersebut dia lakukan dari titik nol, dimana dengan hanya modal 15 juta ketika mulai membuka usaha sekarang dia sudah memiliki omset sekitar Rp.800 juta sampai Rp.900 juta dengan total penjualan mencapai 2000 bungkus perhari dan memiliki keuntungan sekitar 30 juta perhari. Dibalik keuntungan yang dia dapatkan juga memiliki keuntungan lain bagi banyak orang di luar sana, yaitu melalui format jendral atau agen. dimana bisnis yang di kelola si presiden maicih ini juga bisa bermanfaat sebagai lapangan kerja untuk orang lain. Karena biasanya usaha yang kebanyakan orang buka hanya mementingkan keuntungan sepihak tanpa memikirkan manfaat dari usaha nya untuk orang lain.
  Saya sendiri juga mempunyai impian kelak di masa yang akan datang bisa menjadi seorang wirausahawan yang tidak hanya sukses tetapi juga usaha yang saya kelola juga bermanfaat bagi lingkungan sekitar saya nantinya.

Referensi :
Nama Kelompok :
Adelia Nursitasari (20216113)
Muhammad Baharudin Alamsyah (24216750)
Shely Apriliana (26216997)

Usaha Kecil Menengah Mr. Jamur

Setiap unit usaha tentu saja memiliki prospek masing-masing dalam era perdagangan bebas. Namun sebelum membahas hal tersebut, terlebih dahulu kita bahas tentang UKM. UKM atau Usaha Kecil Menengah merupakan salah satu sector bisnis berskala kecil dengan kekayaan bersih maksimal Rp200.000.000,-. UKM menjadi peran yang sangat penting bagi penggerak perekonomian daerah dan negara tidak terkecuali di Indonesia. Dengan adanya UKM, maka akan membantu perekrutan SDM yang pada akhirnya akan mengurangi masalah pengangguran di Indonesia. Semakin banyak UKM, maka semakin kecil tingkat pengangguran di Indonesia, oleh karena itu, pemerintah seharusnya mendukung penuh UKM yang ada agar terus berkembang. Bagi setiap unit usaha dari semua skala dan di semua sector ekonomi, era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian dunia di satu sisi akan menciptakan banyak kesempatan. Namun di satu sisi akan menciptakan banyak tantangan yang apabila tidak dapak dihadapi dengan baik akan menjelma menjadi tantangan
1. Sifat Alami dari Keberadaan UKM
   Usaha kecil di Indonesia didominasi oleh unit-unit usaha tradisional, yang disatu sisi dapat dibangun dan beroperasi hanya dengan modal kerja dan modal investasi kecil dan tanpa perlu menerapkan system organisasi dan manajemen modern yang kompleks dan mahal, seperti diusaha-usaha modern dan di sisi lain berbed dengan usaha menengah, usaha kecil pada umumnya membuat barng-barang konsumsi sederhana untuk kebutuhan kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah. Implikasi dari sifat alami ini berbeda dengan usaha menengah dan usaha besar, usaha kecil sebenarnya tidak terlalu tergantung pada fasilitas-fasilitas pemerintah.
2. Kemampuan UKM
 Dalam era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian dunia, kemajuan teknologi, penguasaan ilmu pengetahuan dan kualitas SDM yang tinggi merupakan tiga faktor keunggulan kompetitif yang akan menjadi dominan dalam bagus tidaknya prospek dari suatu usaha.
3. Kemitraan Usaha dan Masalahnya
  Dalam menghadapi persaingan di abad ke-21, UKM dituntut untuk melakukan restrukturisasi dan reorganisasi dengan tujuan untuk memenuhi permintaan konsumen yang makin spesifik, berubah dengan cepat, produk berkualitas tinggi, dan harga yang murah . Salah satu upaya yang dapat dilakukan UKM adalah melalui hubungan kerjasama dengan Usaha Besar (UB). Kesadaran akan kerjasama ini telah melahirkan konsep supply chain management (SCM) pada tahun 1990-an. Supply chain pada dasarnya merupakan jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Pentingnya persahabatan, kesetiaan, dan rasa saling percaya antara industri yang satu dengan lainnya untuk menciptakan ruang pasar tanpa pesaing, yang kemudian memunculkan konsep blue ocean strategy.
  Kerjasama antara perusahaan di Indonesia, dalam hal ini antara UKM dan UB, dikenal dengan istilah kemitraan (Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan). Kemitraan tersebut harus disertai pembinaan UB terhadap UKM yang memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Kemitraan merupakan suatu rangkaian proses yang dimulai dengan mengenal calon mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, memulai membangun strategi, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi sampai target tercapai. Pola kemitraan antara UKM dan UB di Indonesia yang telah dibakukan, menurut UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dan PP No. 44 Tahun 1997 tentang kemitraan, terdiri atas 5 (lima) pola, yaitu :
Inti Plasma,
  Merupakan hubungan kemitraan antara UKM dan UB sebagai inti membina dan mengembangkan UKM yang menjadi plasmanya dalam menyediakan lahan, penyediaan sarana produksi, pemberian bimbingan teknis manajemen usaha dan produksi, perolehan, penguasaan dan peningkatan teknologi yang diperlukan bagi peningkatan efisiensi dan produktivitas usaha. Dalam hal ini, UB mempunyai tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) untuk membina dan mengembangkan UKM sebagai mitra usaha untuk jangka panjang.
Subkontrak
 Merupakan hubungan kemitraan UKM dan UB, yang didalamnya UKM memproduksi komponen yang diperlukan oleh UB sebagai bagian dari produksinya. Subkontrak sebagai suatu sistem yang menggambarkan hubungan antara UB dan UKM, di mana UB sebagai perusahaan induk (parent firma) meminta kepada UKM selaku subkontraktor untuk mengerjakan seluruh atau sebagian pekerjaan (komponen) dengan tanggung jawab penuh pada perusahaan induk. Selain itu, dalam pola ini UB memberikan bantuan berupa kesempatan perolehan bahan baku, bimbingan dan kemampuan teknis produksi, penguasaan teknologi, dan pembiayaan.
Dagang Umum,
 Merupakan hubungan kemitraan UKM dan UB, yang di dalamnya UB memasarkan hasil produksi UKM atau UKM memasok kebutuhan yang diperlukan oleh UB sebagai mitranya. Dalam pola ini UB memasarkan produk atau menerima pasokan dari UKM untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh UB. 
Keagenan,
  Merupakan hubungan kemitraan antara UKM dan UB, yang di dalamnya UKM diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa UB sebagai mitranya. Pola keagenan merupakan hubungan kemitraan, di mana pihak prinsipal memproduksi atau memiliki sesuatu, sedangkan pihak lain (agen) bertindak sebagai pihak yang menjalankan bisnis tersebut dan menghubungkan produk yang bersangkutan langsung dengan pihak ketiga.
Waralaba
 Merupakan hubungan kemitraan, yang di dalamnya pemberi waralaba memberikan hak penggunaan lisensi, merek dagang, dan saluran distribusi perusahaannya kepada penerima waralaba dengan disertai bantuan bimbingan manajemen. Dalam pola ini UB yang bertindak sebagai pemberi waralaba menyediakan penjaminan yang diajukan oleh UKM sebagai penerima waralaba kepada pihak ketiga.
 Kemitraan dengan UB begitu penting buat pengembangan UKM. Kunci keberhasilan UKM dalam persaingan baik di pasar domestik maupun pasar global adalah membangun kemitraan dengan perusahaan-perusahaan yang besar. Pengembangan UKM memang dianggap sulit dilakukan tanpa melibatkan partisipasi usaha-usaha besar. Dengan kemitraan UKM dapat melakukan ekspor melalui perusahaan besar yang sudah menjadi eksportir, baru setelah merasa kuat dapat melakukan ekspor sendiri. Disamping itu, kemitraan merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kesenjangan antara UKM dan UB. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tumbuh kembangnya UKM di Indonesia tidak terlepas dari fungsinya sebagai mitra dari UB yang terikat dalam suatu pola kemitraan usaha.
Manfaat yang dapat diperoleh bagi UKM dan UB yang melakukan kemitraan diantaranya adalah Pertama, dari sudut pandang ekonomi, kemitraan usaha menuntut efisiensi, produktivitas, peningkatan kualitas produk, menekan biaya produksi, mencegah fluktuasi suplai, menekan biaya penelitian dan pengembangan, dan meningkatkan daya saing. Kedua, dari sudut moral, kemitraan usaha menunjukkan upaya kebersamaan dam kesetaraan. Ketiga, dari sudut pandang soial-politik, kemitraan usaha dapat mencegah kesenjangan sosial, kecemburuan sosial, dan gejolah sosial-politik. Kemanfaatan ini dapat dicapai sepanjang kemitraan yang dilakukan didasarkan pada prinsip saling memperkuat, memerlukan, dan menguntungkan.
  Keberhasilan kemitraan usaha sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan di antara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnisnya. Pelaku-pelaku yang terlibat langsung dalam kemitraan harus memiliki dasar-dasar etikan bisnis yang dipahami dan dianut bersama sebagai titik tolak dalam menjalankan kemitraan. Menurut Keraf (1995) etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok. Dengan demikian, keberhasilan kemitraan usaha tergantung pada adanya kesamaan nilai, norma, sikap, dan perilaku dari para pelaku yang menjalankan kemitraan tersebut.
  Menghadapi persaingan bebas, usaha menengah dinilai jauh lebih siap dilihat dari segi kemampuan SDM, skala usaha dan kemampuannya untuk melakukan inovasi dan akses pasar. Dalam perjalanannya pembinaan terhadap UKM, lebih condong kepada pembinaan pengusaha kecil, sementara pembinaan terhadap usaha menengah seolah-olah terlupakan. Kebijakan pengembangan usaha bagi usaha menengah belum bersandar pada satu peraturan pemerintah sebagai payung kebijakan, dan dalam aras pengembangan usaha, masih terdapat grey area dalam pengembangan usaha menengah
  Salah satu strategi untuk mendorong kinerja dan peran UKM dalam pasar bebas serta mengatasi kesenjangan yang terjadi, adalah dengan menumbuhkan usaha menengah yang kuat dalam membangun struktur industri. Strategi pengembangan usaha menengah ini praktis banyak dilupakan sejalan dengan kurang diperhatikannya entitas dan posisi usaha menengah dalam pertumbuhan ekonomi maupun dalam kebijakan pengembangan UKM. Sekalipun peran usaha menengah lebih rendah dibandingkan dengan usaha kecil. Namun dengan memperhatikan posisi strategis dan keunggulan yang dimilikinya, Usaha menengah layak untuk didorong sebagai motor pengembangan UKM dalam persaingan bebas. Hal ini karena potensi teknologi dan sumberdaya manusianya jauh lebih tinggi dari pada usaha kecil.   Lebih jauh penulis mengungkapkan bahwa dengan terjadinya pergeseran tatanan ekonomi dunia pada persaingan bebas, dapat dikatakan bahwa UKM menghadapi situasi yang bersifat double squeze yaitu situasi yang  datang dari sisi internal berupa ketertinggalan produktivitas, efisiensi dan inovasi; dan situasi yang datang dari external pressure. Dengan adanya dua fenomena di atas yang perlu diperhatikan adalah masalah ketimpangan struktur usaha dan kesenjangan usaha besar dengan usaha kecil dan menengah.

SUMBER :

     Nama Kelompok :
     Adelia Nursitasari (20216113)
     Muhammad Baharudin Alamsyah (24216750)
     Shely Apriliana (26216997)

Perkembangan Manufaktur di Indonesia dari Arus Revolusi Industri

 Revolusi  Industri adalah perubahan besar dalam bidang produksi dengan tenaga mesin yang menggantikan tenaga manusia untuk melakukan kegiatan produksi. Revolusi Industri ini pertama kali muncul di Inggris melalui banyak percobaan yang dilakukan selama ± 50 tahun dan menghasilkan penemuan-penemuan baru yang menggantikan tenaga manusia. Istilah Revolusi Industri ini pertama kali dikenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui pada pertengahan abad ke-19. Perubahan karena Revolusi Industri ini mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi dan politik masyarakat yang terkena Revolusi Industri dan merubah kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan, pembagian sistem dan tata kerja Industri dan proses pemasarannya.  
 Latar belakang adanya Revolusi Industri adalah karena Inggris memiliki modal yang cukup untuk mengembangkan Industri, kekayaan alam Inggris berupa barang tambang, ketekunan masyarakat Inggris dalam mengambangkan alat teknologi melalui penelitian ilmiah dan letak negara Inggris yang strategis di Laut Atlantik yang merupakan jalur perdagangan Eropa-Amerika.
Pada pertengahan abad ke-19, Revolusi Industri mencapai puncaknya setelah mengalami perkembangan. Sekitar tahun 1850, kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan berbagai perkembangan mesin, diantaranya mesin tenaga uap, rel kereta api dan di akhir abad berkembang mesin pembangkit listrik dan mesin kombusi dalam.
Proses Revolusi Industri di Eropa melalui beberapa tahap perkembangan, yaitu :
1. Domestic System (Tahap kerajinan rumah),
2. Manufactur (industrialisasi/pembangunan pabrik),
3. Factory System (Tahap industrialisasi peralatan produksi)
 Revolusi Industri sendiri sampai ke Indonesia sekitar abad ke-19 melalui para penjelajah Inggris dan Belanda yang berlayar dan bertujuan untuk mencari rempah-rempah di Indonesia pada era Imperialisme modern dan sekaligus menerapkan Industrialisasi di Indonesia.  
 Revolusi ini tidak mendapat penolakan dan perlawanan dari rakyat Indonesia karena pada saat itu Indonesia masih di bawah kekuatan kolonial, akibatnya masyarakat dipaksa untuk menerima sistem perubahan besar ini. Dan pada saat pemerintahan kolonial tersebut, berbagai macam sistem diterapkan oleh pemerintah dan beberapa kaum majikan, diantaranya ada culture stelsel, politik pintu terbuka, politik etis dan sistem land rent.
 Pada awal abad ke-18 dan ke-19, Indonesia yang saat itu masih dalam pengaruh kekuasaan bangsa asing yaitu Belanda dan Inggris membawa dampak dan perubahan yang cukup besar dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia, antara lain:
1. Indonesia menjadi daerah eksploitasi karena sumber daya alamnya yang bisa dimanfaatkan dan diperlukan sebagai bahan baku industry bangsa Barat.
2. Masuknya para pemodal asing yang mendirikan pabrik-pabrik besar, seperti pabrik gula dan pabrik kopi.
3. Mulai adanya sistem pembagian kerja dengan berdirinya pabrik-pabrik yang ada.
4. Mulai diadakan pembangunan jalur darat secara besar-besaran oleh pemerintah kolonial di Pulau Jawa untuk  melancarkan mobilitas dan kegiatan perdagangan, terutama di bidang transportasi kereta api.
5. Terjadi urbanisasi besar-besaran di kota-kota besar di Pulau Jawa terutama Jakarta dan Surabaya untuk mendapatkan pekerjaan di Industri.
6. Pemerintah kolonial mengenalkan masyarakat Indonesia dengan teknologi canggih untuk melancarkan produksi barang.
7. Perubahan paham Kapitalisme Muda (neo capitalism) yang berkembang menjadi Kapitalisme Modern (modern capitalism).
 Namun, dari dampak positif yang diberikan Revolusi Industri ini kepada Indonesia juga ada dampak negatifnya, antara lain :
1. Upah buruh yang ditentukan oleh majikan tergolong rendah.
2. Munculnya pertentangan antara kaum proletar (buruh) dengan kaum borjuis (majikan).
3. Kaum buruh menjadi objek pemerasan kaum majikan dengan cara bekerja dengan waktu yang diperpanjang atau dengan waktu hampir satu hari tetapi dibayar dengan upah rendah.
   Dengan adanya dampak-dampak negatif tersebut, pemerintah berusaha mengatur industri-industri tersebut agar dikelola dan diatur oleh pemerintah supaya kepentingan-kepentingan buruh dapat terjamin. Keputusan pemerintah ini juga mendorong munculnya paham sosialisme di Indonesia.
  Pengaruh Revolusi Industri dibidang Manufaktur, setelah kerajinan industri makin berkembang diperlukan tempat khusus untuk bekerja agar majikan dapat mengawasi dengan baik cara mengerjakan dan mutu produksinya. Sebuah manufaktur (pabrik) dengan puluhan tenaga kerja didirikan dan biasanya berada di bagian belakang rumah majikan. Rumah bagian tengah untuk tempat tinggal dan bagian depan sebagai toko untuk menjual produknya. Hubungan majikan dengan pekerja (buruh) lebih akrab karena tempat kerjanya jadi satu dan jumlah buruhnya masih sedikit. Barang-barang yang dibuat kadang-kadang juga masih berdasarkan pesanan.
  Pengaruh Revolusi Industri di bidang Ekonomi. pada saat itu ditandai dengan  pembangunan daerah-daerah industri yang dilakukan secara besar-besaran dan berpengaruh tidak hanya pada kuantitas barang yang produksi tapi juga pada kualitas barang yang ikut turut serta mendorong masyarakat dan kaum borjuis untuk memperbaiki hasil produksi mereka.
  Pengaruh Revolusi ini di bidang politik, dapat dilihat dari adanya kesenjangan antara kaum proletar dengan kaum borjuis yang menimbulkan kesenjangan sosial, munculnya paham-paham baru yang menggantikan atau melengkapi paham sebelumnya telah ada, dan berkembangnya paham Liberalisme yang pada awalnya hanya berkembang di Inggris ketika berlangsung Revolusi Agraria dan Revolusi Industri ini.
  Dalam bidang Sosial, Revolusi ini juga berpengaruh bahkan sampai era Reformasi saat ini. Ini bisa dibuktikan dengan beberapa kejadian yang setiap tahunnya selalu berulang, yaitu Demo Buruh. Demo Buruh selalu dituntut oleh kaum buruh karena sejak masa awal pengaruh Revolusi Industri di Indonesia, kaum buruh sudah menjadi objek pemerasan kaum majikan dengan cara bekerja dengan waktu lebih tetapi dibayar dengan upah rendah. Ini menunjukkan jika masyarakat menyikapi Revolusi Industri saat ini berbeda dengan kaum buruh saat itu yang menganggap Revolusi Industri sebagai sebuah sistem. Di era saat ini, Revolusi Industri sudah menjadi penyebab berbagai macam masalah yang dituntut penyelesaiannya oleh kaum buruh, misalnya saja masih ada konflik antara penetapan dan pemberian UMR bagi para buruh yang dinilai kurang sesuai dengan penetapan jam kerja dan tenaga yang mereka gunakan untuk bekerja, kasus lainnya juga ada masalah outsourcing atau sistem kerja kontrak yang juga merugikan para pekerja yang sewaktu-waktu bisa diberhentikan dari pekerjaannya dan para buruh juga menuntut agar sistem outsourcing ini bisa dihapuskan oleh pemerintah, masalah lainnya juga yang paling banyak menyebabkan masyarakat Indonesia menjadi pengangguran adalah kurangnya lapangan kerja bagi mereka yang kalah saing dalam hal kualitas serta rendahnya rasa sadar diri untuk bisa menciptakan peluang usaha dan bukannya hanya bergantung pada kaum borjuis sebagai penyedia lapangan kerja. Permasalahan tersebut juga tidak lepas dari adanya kesenjangan sosial antara kaum protelar dengan kaum borjuis yang berlangsung sejak awal Revolusi Industri berpengaruh.
  Revolusi Industri yang berkembang pada awal abad ke-19 masih bisa kita rasakan saat ini, khususnya di bidang teknologi yang semakin maju pesat dengan adanya penemuan-penemuan baru atau pengembangan  dari sistem/teknologi sebelumnya yang mempengaruhi kehidupan saat ini. Pesatnya perkembangan IPTEK dan kualitas sumber daya manusia yang semakin mengejar target juga tidak lepas dari Revolusi Industri. Berbagai alat transportasi mulai dari jalur darat, laut dan udara selalu ada perkembangan seperti berkembangnya satu sistem kereta api yang akan selalu diperbarui seiring dengan bertambahnya pengetahuan manusia sebagai sumber daya yang memproduksi barang tersebut sebagai contoh hasil pengembangan teknologi yang telah dirintis pasa masa revolusi industri. Berbagai macam alat-alat canggih saat ini merupakan bukti dari kemajuan teknologi yang telah dirintis sejak Revolusi Industri.
Industri manufaktur Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang baik. Berdasarkan laporan statistik berjudul “International Yearbook of Industrial Statistics 2016”, industri manufaktur di Indonesia dilaporkan telah memberikan kontribusi hampir seperempat bagian dari produk domestik bruto (PDB) nasional. Bahkan Direktur Jenderal Orgaisasi Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDO) mengakui Indonesia sebagai negara urutan ke-10 dunia di industri manufaktur. “Berdasarkan laporan UNIDO, saat ini Indonesia berhasil mencapai rangking 10 besar negara industri manufaktur di dunia atau top ten manufacturers of the world,” kata Li Yong dalam keterangan tertulisny. Li Yong melihat industri di Indonesia cenderung bisa bertahan di tengah gempuran ekonomi. Ia pun mengapresiasi kerja sama yang akan dilakukan dengan UNIDO. Kerja sama ini meliputi 13 Sektor. Saat ini baru ada 5 sektor yang tengah berlangsung. Namun, ke depannya 8 sektor lain juga akan turut dikembangkan. Kerja sama di bidang Industri ini bernilai US$ 40 juta atau setara dengan Rp 528 miliar. Komitmen ini ditandai dengan penandatanganan UNIDO-Indonesia Country Programme 2016-2020 oleh Menteri Perindustrian RI Saleh Husin dengan Dirjen UNIDO Li Yong. Ke depannya, akan ada delapan proyek lagi yang akan dikembangkan oleh Kementerian Perindustrian.
Industri manufaktur di Indonesia pada tahun 2017 mulai menggeliat sebagian produknya telah berhasil nienguasai pangsa pasar dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan berada di posisi tiga besar setelah Tiongkok dan India. Penjelasan tersebut disampaikan Komisaris Independen BCA dan Unilever Indonesia Cyrillus Harinowo dalam acara diskusi Kebangkitan Industri Manufaktur Indonesia di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEE) Universitas Gadjah Mada (UGM). "Saat ini Indofood, Wings, Mayora, Garuda Foods, ABC, Dua Kelinci, Teh Sosro, Ultra Jaya adalah nama para pemain lokal yang semakin menggurita”. Bangkitnya industri manufaktur Indonesia ditunjukkan dengan mulai menguasai pangsa pasar dunia. Oleh karena itu, kekuatan ekonomi ini menjadi modal bagi Indonesia untuk menuju ASEAN Economic Community pada tahun 2015. Kebangkitan industri Indonesia telah terjadi dan jauh melampaui laporan Badan Pusat Statistik (EPS). Industri makanan dan minumanpertumbuhannya telah mencapai double digit Bidang industri otomotif dan elektronika juga mengalamai pertumbuhan pesat di atas 20 persen. la mengatakan, berdasarkan laporan BPS, industri kayu, pulp, paper dan barang cetakan yang tidak mungkin mengalami pertumbuhan negatif. Sebab pertumbuhhannya didorong oleh indutsri makanan dan minunian, tekstil, eletronika dan farmasi untuk kebutuhan packaging. Namun kenyataannya industri kayu di luar Jawa yang menggunakan HPH justru mengalami penurunan. Sebaliknya industri kayu di Pulau Jawa bangkit dengan pesat. "Salah satunya industri budidaya kayu sengon untuk dijadikan plywood, hardboard yang sangat maju pesat". Dia kemudian mencontohkan perusahaan Sinar Mas untuk minyak sawit, pulp and paper, properti dan industri keuangan telah ekspansi ke Tiongkok dengan mendirikan 21 pabrik pulp and paper. Lokasinya di Hainan dan Guangxi. "Sebagian besar pulp impor dari Indonesia. Lewat Asia Pulp and Paper (APP). Mereka menjadi pemain nomor satu di Tiongkok Mereka juga punya 4 pabrik di Kanada, dan masing-masing satu pabrik di Amerika, Francis, dan Jerman”. Untuk industri tekstil, ia memilih mencontohkan Sritex Solo yang telah membangun pabrik garmen dan unit spinning mill (pemintalan). Sritex kini memiliki 123 unit spinning mill. Padahal untuk membangun satu unit membutuhkan dana sedikitnya Rp 400 miliar. "Benang saja, Tiongkok pesannya ke Sritex. Perusahaan ini juga membuat pesanan baju pakaian militer Nato dan tentara Belanda.”

Referensi :

Nama Kelompok :
Adelia Nursitasari (20216113)
Muhammad Baharudin Alamsyah (24216750)
Shelly Apriliana (26216997)

Perkembangan Manufaktur

- Copyright © 2013 Adelia Nursita Sari - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -