Popular Post

Popular Posts

About

Posted by : adelia nursita sari Sabtu, 29 April 2017

PEMBANGUNAN EKONOMI DI WILAYAH JAWA TENGAH
Pembangunan wilayah bertujuan untuk meningkatkan daya saing wilayah, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketimpangan antarwilayah, serta memajukan kehidupan masyarakat. Pembangunan wilayah yang strategis dan berkualitas menjadi harapan setiap daerah di Indonesia.Pembangunan wilayah selain meningkatkan daya saing wilayah juga mengupayakan keseimbangan pembangunan antardaerah sesuai dengan potensinya masing-masing.
Perkembangan indikator utama dalam pembangunan wilayah meliputi pertumbuhan ekonomi,pengurangan pengangguran, dan pengurangan kemiskinan dapat menggambarkan capaian kinerja pembangunan wilayah secara umum.Kinerja perekonomian Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2012-2014 berfluktuatif namun kembali meningkat pada tahun 2014. Rata-rata pertumbuhan ekonomi selama periode tersebut sebesar 5,3 persen lebih rendah dari laju pertumbuhan ekonomi rata-rata nasional sebesar 5,90 persen (Gambar 1). Besarnya PDRB Provinsi Jawa Tengah merupakan terendah ketiga setelah Yogyakarta dan Banten.



Kinerja pertumbuhan ekonomi daerah yang diukur dari besarnya PDRB per kapita diJawa Tengah selama kurun waktu 2010 – 2014 cenderung meningkat, yang menunjukkan meningkatnya tingkat kesejahteraan di provinsi ini walaupun berada dari rata-rata nasional pada periode tersebut. Jika pada tahun 2010 rasio antara PDRB perkapita Jawa Tengah dan PDB nasional sebesar 66,75 persen, maka pada tahun 2014 rasionya menurun menjadi 65,08 persen (Gambar 2). Hal ini menunjukkan kinerja rata-rata provinsi lain berkembang lebih pesat dari Jawa Tengah. Tantangan yang dihadapi pemerintah daerah adalah meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan landasan ekonomi daerah yang memperluas kesempatan kerja dan mempercepat peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Pertumbuhan Ekonomi dan Pengurangan Kemiskinan
Gambar 5 menunjukkan persebaran kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah menurut rata-rata pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan tahun 2008 sampai dengan tahun 2013, dengan penjelasan sebagai berikut. Pertama, Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Tegal, Kendal, dan Pati terletak di kuadran I, merupakan daerah dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan di atas rata-rata provinsi. Hal ini berarti petumbuhan ekonomi yang terjadi di kelima kabupaten tersebut dapat mendorong pengurangan kemiskinan secara lebih cepat (pro-growth, pro-poor). Pemerintah sebaiknya mempertahankan pertumbuhan ekonomi serta tetap meningkatkan upaya pengurangan kemiskinan.
Kedua, Kabupaten Grobogan, Wonogiti, Rembang, Batang, Cilacap, Klaten, Pekalongan, Blora, Kebumen, Batang, Wonosobo, dan Brebes terletak di kuadran II, merupakan daerah dengan pertumbuhan ekonomi di bawah rata-rata provinsi namun pengurangan kemiskinan di atas rata-rata provinsi Jawa Tengah (low-growth, pro-poor). Tantangan yang harus dihadapi pemerintah daerah adalah menjaga efektivitas dan efisiensi kebijakan dan program pengurangan kemiskinan, dan secara bersamaan mendorong percepatan pembangunan ekonomi dengan prioritas sektor atau kegiatan ekonomi yang punya potensi berkembang seperti kelautan, perikanan, pertanian, serta perdagangan dan jasa.
Gambar 5
Dampak Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengurangan Jumlah Penduduk Miskin
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013

Ketiga, Kabupaten Boyolali, Temanggung, Sukoharjo, magelang, Kudus, dan Kota Tegal terletak di kuadran III, merupakan daerah dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan di bawah rata-rata provinsi (low growth, less pro-poor). Pemerintah daerah harus bekerja keras untuk mendorong percepatan pembangunan ekonomi melalui peningkatan produktivitas sektor dan kegiatan ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja besar terutama dari golongan miskin. Pemerintah daerah juga dituntut untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi berbagai kebijakan dan program pengurangan kemiskinan.
Keempat, Kabupaten Purworejo, Pemalang, Semarang, Karanganyar,Banyumas, Sragen, Jepara, Kota Salatiga, Kota Surakarta, Kota Magelang, Kota Pekalongan, dan Kota Semarang terletak di kuadran IV, merupakan kota dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi di atas ratarata, dan pengurangan kemiskinan di bawah rata-rata provinsi (high-growth, less pro-poor). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di daerah tersebut belum memberikan dampak penurunan angka kemiskinan secara nyata. Tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah daerah adalah mendorong pengembangan kegiatan ekonomi di sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja. Selain itu diperlukan juga program dan kebijakan dalam hal penanggulangan kemiskinan.

1.2.2. Pertumbuhan Ekonomi dan Peningkatan IPM
Gambar 6 menunjukkan distribusi kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah
berdasarkan rata-rata pertumbuhan ekonomi dan peningkatan IPM selama tahun 2008-2013.
Pertama, Kabupaten Karanganyar, Purworejo, Tegal, Pemalang, Kendal, Purbalingga, dan Sragen terletak di kuadran I, merupakan daerah dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi dan peningkatan IPM di atas rata-rata provinsi. Dalam kondisi ini tersirat bahwa pertumbuhan ekonomi telah sejalan dengan peningkatan IPM (pro-growth, pro-human development). Tantangan yang dihadapi pemerintah dalam kinerja yang baik ini adalah menjaga momentum pertumbuhan dengan tetap meningkatkan produktivitas dan nilai tambah, sekaligus mempertahankan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik di bidang pendidikan dan kesehatan.
Gambar 6
Dampak Pertumbuhan Ekonomi terhadap Peningkatan IPM
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013


Kedua, Kabupaten Cilacap, Batang, Pekalongan, Brebes, Wonogiri, Blora, Rembang, dan Demak terletak di kuadran II, termasuk daerah dengan pertumbuhan ekonomi di bawah rata rata provinsi namun peningkatan IPM di atas rata-rata (low-growth, pro-human development). Hal ini mengindikasikan bahwa berbagai kebijakan dan program pembangunan untuk meningkatkan pelayanan publik dapat meningkatkan IPM. Tantangan yang harus diatasi adalah mendorong percepatan pembangunan ekonomi melalui peningkatan produktivitas dan nilai tambah sektor dan kegiatan ekonomi yang menggunakan sumber daya lokal seperti industry manufaktur, perdagangan dan jasa, pertanian, perikanan, dan kelautan.
Ketiga, Kabupaten Wonosobo, Grobogan, Magelang, Sukoharjo, Kudus, Klaten,Temanggung, Kebumen, Boyolali, dan Kota Tegal terletak di kuadran III dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi dan peningkatan IPM di bawah rata-rata provinsi (low growth, less prohuman development). Kondisi ini menegaskan perlunya pemerintah daerah membenahi pelayanan publik di bidang pendidikan dan kesehatan. Selain itu, pemerintah daerah juga harus bekerja keras mendorong seluruh SKPD untuk memacu pembangunan ekonomi dengan meningkatkan produktivitas dan nilai tambah sektor dan kegiatan utama daerah.
Keempat, Kabupaten Jepara, Pati, Banyumas, Banjarnegara, Semarang, Kota pekalongan, Kota Magelang, Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kota Semarang berada di kuadran IV, termasuk kategori daerah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi di atas rata-rata, tapi peningkatan IPM di bawah rata-rata (high-growth, less-pro human development). Tantangan bagi pemerintah daerah adalah menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan peningkatan mutu pelayanan publik terutama di bidang pendidikan dan kesehatan.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah selama 2016 melambat. Badan Pusat Statistik Jateng mencatat pertumbuhan ekonomi provinsi ini sebesar 5,28%, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 5,47%.
"Namun begitu, performa masih bagus mencapai angka 5,28%. Saya melihat tidak banyak provinsi mencapai angka ini. Pertumbuhan ekonomi Jateng masih di atas angka nasional 5,02%," ujar Kepala BPS Jateng, Margo Yuwono, Senin (6/2/2017).
Menurutnya, perekonomian Jateng tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp1.092.030 miliar. Pertumbuhan ekonomi terjadi pada seluruh lapangan usaha. Pertambangan dan penggalian merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 18,73%. Jasa perusahaan menyusul di peringkat berikutnya sebesar 10,62% serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 9,86%.

Struktur perekonomian Jateng, lanjut dia, menurut lapangan usaha tahun 2016 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu industri pengolahan (34,82%), pertanian, kehutanan dan perikanan (15,05%) dan perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor (13,39%).
"Perekonomian di Jateng tergantung dari industri pengolahan karena memberikan kontribusi terbesar. Bagaimana pergerakan industri pengolahan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan," katanya. Sedangkan, lanjut dia, dari sisi pengeluaran pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sebesar 5,28% didukung oleh hampir seluruh komponen kecuali komponen pengeluaran pemerintah. Sektor ini mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,71%.
"Kementerian melakukan penghematan anggaran sehingga berdampak pada perekonomian melambat. Konsumsi belanja pemerintah lebih rendah namun konsumsi rumah tangga stabil. Artinya, daya beli masyarakat masih terkendali," katanya.
Sementara itu, Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra menambahkan, keyakinan konsumen terhadap perekonomian di seluruh kota penyelenggara Survei Konsumen di Jateng mengalami penurunan. "Berdasarkan survei Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) disebutkan bulan Desember tercatat mencapai 12,51 atau menurun 7,5 poin dari bulan sebelumnya," terangnya.
Namun secara Abstraksi beginilah perekonomian pada tahun terakhir ini

  • Perekonomian Jawa Tengah tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 1.092.030,9 miliar, sedangkan harga konstan mencapai Rp 849 383,6 miliar.
  • Ekonomi Jawa Tengah tahun 2016 tumbuh 5,28 persen melambat dibanding tahun 2015 (5,47 persen). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian (18,73 persen). Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (5,96 persen).



Kelompok 4
Adelia Nursitasari (20216113)
Muhammad Baharudin Alamsyah (24216750)
Shely Apriliana (26216997)


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Adelia Nursita Sari - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -